Pada suatu hari sebelum berangkat bekerja seorang suami berpesan kepada istrinya

“Ma, nanti sore pas aku pulang kerja tolong disiapkan air hangat ya.” Sesegera setelah itu suami tersebut mencium kening istrinya dan kemudian berpamitan untuk berangkat bekerja.

Istrinya tersebut hanyalah seorang ibu rumah tangga biasa. Walaupun sebenarnya sebelum mempunyai anak dia adalah seorang pegawai negeri di kantor pajak. Namun, semenjak dia melahirkan seorang anak yang kini telah berusia 5 tahun dia memutuskan untuk berhenti bekerja. Alasannya, selain karena dia ingin fokus mengurusi anaknya juga karena dia merasa kurang nyaman dengan godaan yang ada di tempatnya bekerja.

Suami istri tersebut sangatlah bahagia memiliki anak se mata wayangnya. Walaupun, anak tersebut tidak seperti anak lainnya. Anak tersebut memiliki keterbatasan dan termasuk berkebutuhan khusus. Orang biasa menyebutnya dengan istilah autis. Itulah sebabnya ibunya ingin fokus merawat anaknya dengan tangannya sendiri.

Bersamaan dengan datangnya sore, sang suami pun pulang. Sesampainya di rumah, dia menanyakan kepada istrinya apa yang telah dipesannya tadi pagi telah disiapkan.

“Iya, Pa. air hangatnya ada di termos.” jawab sang istri.

Dengan langkah cepat, suami tersebut menuju dapur. Namun di tengah jalan, sang istri menghadangnya.

“Tunggu sebentar Pa, sepatunya dilepas dulu dong.” Sela sang istri.

Kemudian, istri tersebut menyuruh suaminya duduk dan melepaskan sepatunya. Kebiasaan yang dilakukan hampir setiap hari ini sebenarnya membuat sang suami segan.

Namun sang istri hanya berujar. “Ya gapapa lah Pa. papa khan capek habis bekerja.”

Sesampainya di dapur sang suami mengambil ember berukuran kecil. Kemudian dituangkanlah air hangat ke dalam ember tersebut. Setelah itu, gantian istrinya yang diminta untuk duduk di kursi ruang keluarga di depan televisi yang sedang tidak menyala. Dibawalah ember berisi air hangat itu dan diletakkan di samping kaki istrinya.

“Papa mau apa sih?” tanya sang istri dengan wajah penasaran. Maklum, karena hal tersebut belum pernah dilakukan. Tanpa ada jawaban sang suami memegang satu per satu kaki istrinya dan memasukkannya ke dalam ember berisi air hangat tersebut. Kemudian perlahan-lahan dibasuhilah kedua kaki istrinya. Awalnya sang istri agak menolak namun sang suami berhasil meyakinkannya.

“Tenang saja Ma, Mama nikmati saja.”

Sang istri pun dapat merasakan hangatnya cinta dari sang suami melalui hangatnya air tersebut. Walau begitu hatinya merasa sangat sejuk. Setelah beberapa lama sang suami bertanya, “Kalau menurut Mama pekerjaan apa yang paling mulia di dunia ini?”

Karena merasa itu sebuah pertanyaan retoris sang istri balik bertanya

“Kalau menurut Papa sendiri apa?”

“Menjadi seorang Ibu.” Jawab sang suami.

“Oh.. terus Kenapa Papa melakukan ini?” tanya sang istri sembari memperhatikan suaminya yang sedang memanjakannya.

“Karena surga ada di telapak kaki seorang Ibu, aku hanya ingin merawat surga bagi anak-anakku kelak.” Jelas sang suami.

Tiba-tiba sang suami mengangkat kaki istrinya dan menciumnya. Namun, dengan gerakan yang cukup cepat sang istri mengangkat kepala suaminya dan mendaratkan ciuman di kening suaminya sembari berkata “Papa ini, khan masih ada tempat yang lebih enak dicium. Masa cium kaki sih!!”

Sambil tersenyum suaminya membalas “Selamat hari Ibu ya Ma… Ajari aku memuliakanmu. Aku mencintaimu”

“Aku juga Pa.” balas sang istri.

Tiba tiba terdengar tangisan sang anak dari kamar tanda bahwa dia telah terbangun dari tidurnya. Bergegas sepasang suami istri tersebut menghampiri anaknya.

Fin.