Guruku kini
Adalah juga guruku tempo hari
Sekian lama mengabdi
Melalui zaman yang bertransisi

 

 

Guruku kini
Mendidik di zaman informasi
Menghadapi anak didikan tivi
Yang tak ada pakaian sopan dan rapi
Yang dilihat hanyalah rok mini

 

 

Guruku kini
Betapa tugasmu berat sekali
Mendidik anak bangsa ini
Generasi penerus negeri

 

 

Guruku kini
Datang di sekolah pagi
Tidak ada yang menyalami
Tak ada lagi
yang membawakan tas dengan senang hati
dahulu memang berbeda dengan kini

 

 

Guruku kini
Betapa engkau begitu sabar
Ketika engkau mengajar
Tidak ada yang memperhatikan
Mereka asyik, SMS-an, facebook, atau twitteran

Guruku kini,
Betapa sering engkau bercerita sejarah Nabi
Tapi muridmu kini tak kenal Umar atau Ali
Areil, Luna Maya, atau Cut Tari
Pasti lebih dikenali

Guruku kini,
Betapa tugasmu berat sekali
Mendidik anak bangsa ini
Generasi penerus negeri

Guruku kini,
Betapa senangnya engkau bernyanyi
Mengajari lagu kebangsaan negeri ini
Namun “Alamat Palsu” lebih disukai
Dan “Hamil duluan” malah diteladani

Guruku kini,
Betapa engkau bersedih hati
Keluarnya dari sekolah seorang siswi
Bukan karena prestasi
Tapi karena dihamili

Guruku kini,
Betapa hatimu sungguh hampa
Melihat seorang siswa
Keluar karena narkoba

Guruku kini,
Betapa tugasmu berat sekali
Mendidik anak bangsa ini
Generasi penerus negeri

Guruku kini,
Betapa muridmu menjengkelkan
Engkau tak boleh memberi pukulan
Nanti akan dilaporkan
Dianggap kejam dan melanggar HAM

Guruku kini,
Betapapun kau mengajar tanpa kekerasan
Kenapa begitu banyak pelajar tawuran
Lalu siapa yang mencontohkan?

Guruku kini,
Sungguh engkau di persimpangan
Bahagia karena banyak lulusan
Sedih karena tidak lulus beneran

Guruku kini,
Betapa tugasmu berat sekali
Mendidik anak bangsa ini
Generasi penerus negeri

Guruku kini,
Memang sudah tidak seperti Oemar Bakri
Karena sudah ada sertifikasi
Namun tugasmu sungguh berat sekali

Demak, 15-11-2011